A.
Konsep Dasar Media
Secara harfiah, media berarti perantara atau pengantar. Association
for Education and communication technology (AECT) mengartikan media
sebagai segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi.
Sedangkan, National Education Association (NEA) mengartikan media
sebagai segala bentuk benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar,
dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan
tersebut.
B.
Pengertian Media
Media
berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium artinya
perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar dari pengirim
ke penerima pesan.
Media
pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan,
perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa (Arief Sadiman dkk,
1996:6).
Media layanan BK
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan menyalurkan pesan atau informasi
dari pembimbing kepada klien atau individu yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan minat sehingga individu akan mengalami perubahan
perilaku, sikap dan perbuatan ke arah yang lebih baik.
C.
Manfaat Media dalam BK
Kegunaan media
dalam layanan BK:
1.
Memperjelas penyajian pesan atau informasi agar tidak
verbalistis.
2.
Mengatasi keterbatasan ruang.
3.
Merubah perilaku dari yang tidak diinginkan menjadi sesuai
yang diinginkan.
4.
Menyamakan persepsi antara pembimbing dengan individu
yang dibimbing.
Manfaat media BK:
1.
Dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman
peserta didik.
2.
Dapat mengatasi ruang kelas.
3.
Memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta
didik dengan lingkungan.
4.
Menghasilkan keseragaman pengamatan.
5.
Dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan
realitas.
6.
Dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.
7.
Dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta
didik untuk belajar.
8.
Dapat memberikan pengalaman yang integral dari yang
konkrit sampai kepada yang abstrak.
D.
Jenis-Jenis Media
1. Rudy
Bretz, mengidentifikasi media menjadi tiga unsur: suara, visual dan gerak.
Visual dibedakan menjadi tiga, yaitu: gambar, garis (line graphic), dan
simbol yang merupakan suatu kontinum dari bentuk dapat ditangkap dengan indera
penglihatan. Bretz juga membedakan antara media siar (tellecomunication) dan
media rekaman (recording), sehingga ada 8 klasifikasi media: 1) media
audio visual gerak; 2) media audio visual diam; 3) media audio gerak; 4) media
visual gerak; 5) media visual diam; 6) media semi gerak; 7) media audio; dan 8)
media cetak.
2. Duncan;
menyusun hirarki menurut pemanfaatannya menjajarkan biaya investasi, kelangkaan
dan keluasan lingkup sasarannya di satu pihak dan kemudahan pengadaan
penggunaannya; keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak,
dengan tingkat kerumitan. Semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai,
semakin mahal biaya investasinya, semakin susah pengadaannya, tetapi semakin
umum dan semakin luas lingkup sasarannya.
3. Briggs,
lebih mengarah pada karakteristik menurut stimulus atau rangsangan yang dapat
ditimbulkan daripada medianya sendiri. Ada 13 macam media, yaitu: obyek, model
suara langsung, rekaman audio, media cetak. Pembelajaran, terprogram, papan
tulis, media transparasi, film rangkai, film bingkai, film, televise, dan
gambar.
4. Gagne,
membuat 7 macam pengelompokan media yaitu: benda untuk didemonstrasikan,
komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan
mesin belajar. Ketujuh kelompok media ini dikaitkan dengan kemampuan belajar
menurut hirarki: pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh
perilaku belajar, member kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan
alih-ilmu, menilai prestasi, dan pemberi umpan balik.
5. Edling,
media merupakan bagian dari enam unsur rangsangan belajar, yaitu dua untuk
pengalaman audio, meliputi kodifikasi subjektif visual dan kodifikasi objektif
audio; dua untuk pengalaman visual meliputi kodifikasi subjektif audio dan
kodifikasi objektif visual; dan dua pengalaman belajar 3 dimensi meliputi
pengalaman langsung dengan orang dan pengalaman langsung dengan benda-benda.
E.
Karakteristik Jenis Media
1.
Media grafis, jenisnya:
a.
Gambar/foto
b.
Sketsa
c.
Diagram
d.
Bagan (chart)
e.
Grafik (graphs)
f.
Kartun
g.
Poster
h.
Peta dan globe
i.
Papan flannel (Flannel Board)
j.
Papan buletin (Buletin Board)
2.
Media audio, yaitu yang berkaitan dengan indera
pendengaran. Jenisnya:
a.
Radio
b.
Alat perekam pita magnetic
c.
Laboratorium bimbingan dan konseling
3.
Media Proyeksi Diam
Media proyeksi diam (still
proyected medium) mempunyai persamaan dengan media grafis dalam menyajikan
rangsangan-rangsangan visual. Media jenis ini disertai rekaman radio, tapi ada
pula yang hanya visual.
Jenis-jenis media proyektif, antara
lain:
a.
Film bingkai
b.
Film rangkai
c.
Media transparasi
d.
Proyektor Tak Tembus Pandang (Opaqus Projector)
e.
Mikrofis
f.
Film
g.
Film Gelang
h.
Televisi
F.
Kriteria Pemilihan Media
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam memilih media:
1.
Tujuan yang ingin dicapai
2.
Ketepatgunaan
3.
Keadaan peserta didik
4.
Ketersediaan
5.
Mutu Teknis
6.
Biaya
Kriteria
media yang baik apabila memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang
diinginkan. Mc. Connel (dalam Sadiman, 1984) mengatakan bila media itu sesuai pakailah
(“If The Medium Fits, Use It”).
Kriteria media
yang baik:
1.
Tujuan layanan BK yang dicapai.
2.
Karakteristik individu atau sasaran. Media yang baik
sesuai dengan karakteristik sasaran, artinya antara kanak-kanak, remaja dan
dewasa memiliki perbedaan karakteristik. Tingkat pendidikan, dan juga sosial
ekonomi, serta pekerjaan juga berbeda.
3.
Jenis rangsangan atau stimulus dalam mengubah perilaku
belajar yang diinginkan. Menggunakan audio, visual, atau gerak atau yang
lainnya, sesuai dengan jenis dan karakteristik media yang digunakan.
4.
Setting atau latar lingkungan setempat.
Kondisi setempat akan menentukan jenis dan karakteristik media yang digunakan.
5.
Luasnya jangkauan yang akan mendapatkan layanan BK.
Dalam pemberian layanan BK media disesuaikan dengan bentuk bimbingannya,
maksudnya dilakukan secara individual atau kelompok. Kelompok kecil atau besar
(klasikal).
Beberapa penyebab
mengapa orang memilih media
1.
Bermaksud mendemonstrasikan seperti halnya pada kuliah
tentang media.
2.
Merasa sudah akrab dengan media yang digunakan.
3.
Ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih
konkrit.
4.
Merasa bahwa dengan media, akan menarik minat atau
gairah dalam mengikuti layanan informasi, dan materi akan lebih mudah dikuasai.
Kriteria untuk
mengetahui kesesuaian adalah dilihat dari:
1.
Tujuan yang ingin dicapai
2.
Karakteristik siswa atau sasaran
3.
Jenis rangsangan untuk perubahan perilaku yang
diinginkan (misalnya: audio, visual, gerak, dst.)
4.
Keadaan latar atau lingkungan
5.
Kondisi setempat, dan
6.
Luasnya jangkauan yang ingin dilayani.
Menurut Dick dan
Carey (1980), disamping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya setidaknya
masih ada empat faktor, yaitu:
1.
Ketersediaan sumber setempat
2.
Adanya dana atau fasilitas
3.
Menyangkut keluwesan, kepraktisakn dan ketahanan media
yang bersangkutan untuk waktu yang lama.
4.
Efektifitas biayanya dalam jangka waktu panjang.
Pola pemanfaatan
1.
Pemanfaatan media dalam situasi kelas (Classroom
setting). Pada latar (setting) ini media dimanfaatkan untuk
menunjang tercapainya tujuan pemberian layanan yang dipadukan dengan proses
belajar mengajar dalam situasi kelas.
2.
Pemanfaatan media di luar kelas:
a.
Pemanfaatan secara bebas, yaitu media digunakan tanpa
dikontrol atau diawasi. Pembuat media mendistribusikan program media ke
pemakai, baik dengan cara diperjualbelikan maupun didistribusikan secara bebas,
dengan harapan media itu akan dipergunakan orang dan cukup efektif untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
b.
Pemanfaatan media secara terkontrol, yaitu media
digunakan dlam suatu rangkaian yang diatur secara sistematik untuk mencapai
tujuan tertentu. Apabila media itu berupa media layanan bimbingan, para siswa (klien)
dikelompokkan dengan baik sehingga mereka mampu melakukan dengan benar.
Agar media dapat
digunakan sebagai pendukung tercapainya tujuan, maka perlu strategi yang
meliputi tiga langkah, yaitu:
1.
Persiapan sebelum menggunakan media
2.
Kegiatan selama menggunakan media
3.
Kegiatan tindak lanjut.
KESIMPULAN
Media
bimbingan dan konseling saat ini telah berkembang dengan pesat sesuai
dengan perkembangan jaman dan kebutuhan manusia yang semakin meningkat. Media
bimbingan dan konseling seperti internet akan menyediakan data atau informasi
yangakurat bagi siswa. Hubungan konseling memerlukan empati, sehingga
penggunaan media sebaiknya terbatas pada usaha perolehan data dan
informasi saja. Untuk mempergunakan media bimbingan dan konseling perlu
diperhatikan budaya yangdimiliki oleh siswa, sehingga pemilihan media bimbingan
dan konseling akan efektif. Perlu pelatihan atau peningkatan kompetensi
konselor dalam menguasai teknologi informasi
DAFTAR PUSTAKA
Brammer, L.M & Shostrom, E.L. 1982. Therapeutic Psychology. New Jersey : Prentice-Hall. Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar