Selasa, 08 Januari 2013

MATERI MEDIA BK


A.  Konsep Dasar Media
Secara harfiah, media berarti perantara atau pengantar. Association for Education and communication technology (AECT) mengartikan media sebagai segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi. Sedangkan, National Education Association (NEA) mengartikan media sebagai segala bentuk benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut.

B.  Pengertian Media
Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium artinya perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar dari pengirim ke penerima pesan.
Media pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa (Arief Sadiman dkk, 1996:6).
Media layanan BK adalah segala sesuatu yang dapat digunakan menyalurkan pesan atau informasi dari pembimbing kepada klien atau individu yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat sehingga individu akan mengalami perubahan perilaku, sikap dan perbuatan ke arah yang lebih baik.

C.  Manfaat Media dalam BK
Kegunaan media dalam layanan BK:
1.      Memperjelas penyajian pesan atau informasi agar tidak verbalistis.
2.      Mengatasi keterbatasan ruang.
3.      Merubah perilaku dari yang tidak diinginkan menjadi sesuai yang diinginkan.
4.      Menyamakan persepsi antara pembimbing dengan individu yang dibimbing.
Manfaat media BK:
1.      Dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman peserta didik.
2.      Dapat mengatasi ruang kelas.
3.      Memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungan.
4.      Menghasilkan keseragaman pengamatan.
5.      Dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realitas.
6.      Dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.
7.      Dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik untuk belajar.
8.      Dapat memberikan pengalaman yang integral dari yang konkrit sampai kepada yang abstrak.

D.  Jenis-Jenis Media
1.      Rudy Bretz, mengidentifikasi media menjadi tiga unsur: suara, visual dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga, yaitu: gambar, garis (line graphic), dan simbol yang merupakan suatu kontinum dari bentuk dapat ditangkap dengan indera penglihatan. Bretz juga membedakan antara media siar (tellecomunication) dan media rekaman (recording), sehingga ada 8 klasifikasi media: 1) media audio visual gerak; 2) media audio visual diam; 3) media audio gerak; 4) media visual gerak; 5) media visual diam; 6) media semi gerak; 7) media audio; dan 8) media cetak.
2.      Duncan; menyusun hirarki menurut pemanfaatannya menjajarkan biaya investasi, kelangkaan dan keluasan lingkup sasarannya di satu pihak dan kemudahan pengadaan penggunaannya; keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak, dengan tingkat kerumitan. Semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya, semakin susah pengadaannya, tetapi semakin umum dan semakin luas lingkup sasarannya.
3.      Briggs, lebih mengarah pada karakteristik menurut stimulus atau rangsangan yang dapat ditimbulkan daripada medianya sendiri. Ada 13 macam media, yaitu: obyek, model suara langsung, rekaman audio, media cetak. Pembelajaran, terprogram, papan tulis, media transparasi, film rangkai, film bingkai, film, televise, dan gambar.
4.      Gagne, membuat 7 macam pengelompokan media yaitu: benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media ini dikaitkan dengan kemampuan belajar menurut hirarki: pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh perilaku belajar, member kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan alih-ilmu, menilai prestasi, dan pemberi umpan balik.
5.      Edling, media merupakan bagian dari enam unsur rangsangan belajar, yaitu dua untuk pengalaman audio, meliputi kodifikasi subjektif visual dan kodifikasi objektif audio; dua untuk pengalaman visual meliputi kodifikasi subjektif audio dan kodifikasi objektif visual; dan dua pengalaman belajar 3 dimensi meliputi pengalaman langsung dengan orang dan pengalaman langsung dengan benda-benda.

E.   Karakteristik Jenis Media
1.      Media grafis, jenisnya:
a.       Gambar/foto
b.      Sketsa
c.       Diagram
d.      Bagan (chart)
e.       Grafik (graphs)
f.       Kartun
g.      Poster
h.      Peta dan globe
i.        Papan flannel (Flannel Board)
j.        Papan buletin (Buletin Board)
2.      Media audio, yaitu yang berkaitan dengan indera pendengaran. Jenisnya:
a.       Radio
b.      Alat perekam pita magnetic
c.       Laboratorium bimbingan dan konseling
3.      Media Proyeksi Diam
Media proyeksi diam (still proyected medium) mempunyai persamaan dengan media grafis dalam menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Media jenis ini disertai rekaman radio, tapi ada pula yang hanya visual.
Jenis-jenis media proyektif, antara lain:
a.       Film bingkai
b.      Film rangkai
c.       Media transparasi
d.      Proyektor Tak Tembus Pandang (Opaqus Projector)
e.       Mikrofis
f.       Film
g.      Film Gelang
h.      Televisi

F.   Kriteria Pemilihan Media
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih media:
1.      Tujuan yang ingin dicapai
2.      Ketepatgunaan
3.      Keadaan peserta didik
4.      Ketersediaan
5.      Mutu Teknis
6.      Biaya
Kriteria media yang baik apabila memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan. Mc. Connel (dalam Sadiman, 1984) mengatakan bila media itu sesuai pakailah (“If The Medium Fits, Use It”).
Kriteria media yang baik:
1.      Tujuan layanan BK yang dicapai.
2.      Karakteristik individu atau sasaran. Media yang baik sesuai dengan karakteristik sasaran, artinya antara kanak-kanak, remaja dan dewasa memiliki perbedaan karakteristik. Tingkat pendidikan, dan juga sosial ekonomi, serta pekerjaan juga berbeda.
3.      Jenis rangsangan atau stimulus dalam mengubah perilaku belajar yang diinginkan. Menggunakan audio, visual, atau gerak atau yang lainnya, sesuai dengan jenis dan karakteristik media yang digunakan.
4.      Setting atau latar lingkungan setempat. Kondisi setempat akan menentukan jenis dan karakteristik media yang digunakan.
5.      Luasnya jangkauan yang akan mendapatkan layanan BK. Dalam pemberian layanan BK media disesuaikan dengan bentuk bimbingannya, maksudnya dilakukan secara individual atau kelompok. Kelompok kecil atau besar (klasikal).
Beberapa penyebab mengapa orang memilih media
1.      Bermaksud mendemonstrasikan seperti halnya pada kuliah tentang media.
2.      Merasa sudah akrab dengan media yang digunakan.
3.      Ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkrit.
4.      Merasa bahwa dengan media, akan menarik minat atau gairah dalam mengikuti layanan informasi, dan materi akan lebih mudah dikuasai.
Kriteria untuk mengetahui kesesuaian adalah dilihat dari:
1.      Tujuan yang ingin dicapai
2.      Karakteristik siswa atau sasaran
3.      Jenis rangsangan untuk perubahan perilaku yang diinginkan (misalnya: audio, visual, gerak, dst.)
4.      Keadaan latar atau lingkungan
5.      Kondisi setempat, dan
6.      Luasnya jangkauan yang ingin dilayani.
Menurut Dick dan Carey (1980), disamping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya setidaknya masih ada empat faktor, yaitu:
1.      Ketersediaan sumber setempat
2.      Adanya dana atau fasilitas
3.      Menyangkut keluwesan, kepraktisakn dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama.
4.      Efektifitas biayanya dalam jangka waktu panjang.
Pola pemanfaatan
1.      Pemanfaatan media dalam situasi kelas (Classroom setting). Pada latar (setting) ini media dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan pemberian layanan yang dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas.
2.      Pemanfaatan media di luar kelas:
a.       Pemanfaatan secara bebas, yaitu media digunakan tanpa dikontrol atau diawasi. Pembuat media mendistribusikan program media ke pemakai, baik dengan cara diperjualbelikan maupun didistribusikan secara bebas, dengan harapan media itu akan dipergunakan orang dan cukup efektif untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
b.      Pemanfaatan media secara terkontrol, yaitu media digunakan dlam suatu rangkaian yang diatur secara sistematik untuk mencapai tujuan tertentu. Apabila media itu berupa media layanan bimbingan, para siswa (klien) dikelompokkan dengan baik sehingga mereka mampu melakukan dengan benar.
Agar media dapat digunakan sebagai pendukung tercapainya tujuan, maka perlu strategi yang meliputi tiga langkah, yaitu:
1.      Persiapan sebelum menggunakan media
2.      Kegiatan selama menggunakan media
3.      Kegiatan tindak lanjut.

                                                  KESIMPULAN

Media bimbingan dan konseling saat ini telah berkembang dengan pesat sesuai dengan perkembangan jaman dan kebutuhan manusia yang semakin meningkat. Media bimbingan dan konseling seperti internet akan menyediakan data atau informasi yangakurat bagi siswa. Hubungan konseling memerlukan empati, sehingga penggunaan media sebaiknya terbatas pada usaha perolehan data dan informasi saja. Untuk mempergunakan media bimbingan dan konseling perlu diperhatikan budaya yangdimiliki oleh siswa, sehingga pemilihan media bimbingan dan konseling akan efektif. Perlu pelatihan atau peningkatan kompetensi konselor dalam menguasai teknologi informasi


DAFTAR PUSTAKA

Brammer, L.M & Shostrom, E.L. 1982. Therapeutic Psychology. New Jersey : Prentice-Hall. Inc.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar